Senin, 29 April 2019

Rumah Domes Teletubbies Yogyakarta

Pintu selamat datang Rumah Domes
Masih teringat jelas kejadian Sabtu Pagi, tanggal 27 Mei 2006 yang sudah merenggut nyawa ratusan bahkan hampir ribuan jiwa di Yogyakarta. Saat itu, pukul 06.00 pagi kurang, aku baru mau siap-siap mengambil baju di kamar untuk mandi dan berangkat sekolah. Tetapi saat sampai di depan kamar, suara gesekan sangat keras berasa seperti suara mesin truk dari ujung tenggara rumahku yang semakin lama semakin mendekat dan terasa seperti goncangan kecil yang semakin lama semakin besar. Semua langsung menjerit mengumandangkan asma Allah, "Allahuakbar" beratus-ratus kali. Ibuku yang sedang masak di dapur langsung lari ke luar rumah lewat pintu belakang. Bapakku yang sedang memetik daun so berusaha turun dari pohon dan langsung lari ke depan dimana adik-adikku sedang bermain di depan rumah. Dan aku sendiri yang berada di titik paling tengah rumahku langsung mengambil jalan yang lumayan jauh untuk sampai di luar. Aku langsung megang tangan Bapak dan gak berhenti-hentinya mengumandangkan asma Allah. Gempa waktu itu terjadi hampir 1 menit yaitu 57 detik dengan kekuatan 5.9 SR. Rasanya seperti benar-benar terombang-ambing di daratan dan suasana saat itu benar-benar sangat mencekam dengan suara gemuruh rumah bergesekan, orang-orang mengumandangkan asma Allah, pohon kelapa sampai meliuk-liuk, air kolam dan sungai depan rumah benar-benar seperti ketika main air di ember kita goncangkan. Benar-benar momen paling mencekam dalam hidupku.


Alhamdulilah saat itu rumah-rumah di dusunku hanya rusak ringan dan yang rusak parah hanya 2 rumah. Tidak ada korban meninggal, hanya luka ringan karena kena genteng rumah saja. Karena dilihat secara fisik rumah-rumah tidak apa-apa, setelah nenangin diri sebentar bersama tetangga yang sedang kumpul, aku lanjut masuk ke dalam untuk mandi karena takut telat masuk sekolah. Dengan santai aku langsung berangkat naik sepeda (waktu itu aku masih dibangku SMP). Sesampai ditengah jalan, banyak temen-temenku yang balik pulang. Terus aku tanya kenapa? Ternyata di desa lain banyak sekali yang terkena dampak sangat parah. Semua puskesmas penuh orang-orang sakit dan sekolah diliburkan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Sesampai di rumah barulah kita mendengar radio karena listrik mati total. Tiba-tiba sekitar jam 9 an, tetanggaku dapat info bahwa air laut naik dan semua panik. Info tsunami benar-benar merajai semua wilayah Jogja. Aku sekeluarga langsung naik ke bukit yang ada di desa depan rumahku. Setelah naik, well orang-orang malah turun lagi, kenapa? Karena dari atas bukit kita bisa melihat pantai dan air laut biasa aja dan gak ada tsunami yang dimaksud. Benar-benar jahat banget pokoknya yang bikin isu. Yang lebih parah lagi yang di Bantul kota dan Jogja kota infonya malah tsunaminya udah sampai perbatasan kota. Saat info tsunami benar-benar Jogja carut marut.

Akhirnya setelah TNI dan Polri turun tangan ke jalan-jalan menghimbau warga bahwa tsunami hanyalah isu belaka dan disuruh  selalu mendapatkan info akurat dari radio, akhirnya suasana mulai kondusif lagi. Orang-orang balik pulang dan mulai mengevakuasi saudara dan rumah-rumah mereka. Saat itu gempa susulan hampir tiap jam dan tiap menit terasa banget. Kita tidur di luar hampir 1 minggu lebih karena takut gempa susulan. Selain gempa susulan, fenomena baru adalah suara gemuruh seperti bebatuan yang runtuh di dalam goa "blunggg" benar-benar bergema banget. Dan fenomena itu terjadi hampir bertahun-tahun dan sampai sekarang belum ada yang bisa memecahkan itu dari mana.

Setelah hampir 13 tahun berlalu, gempa Jogja meninggalkan beribu kenangan yang sangat membekas bagi warga Jogja. Alhamdulillah warga Jogja cepat pulih dari trauma dan sekarang sudah menjalani kehidupan seperti biasa. Banyak warga yang mendapatkan bantuan pembangunan rumah, makanan, dan pakaian. Dampak postif dari gempa ini adalah banyaknya warga yang dapat membangun rumah baru mereka. Salah satunya adalah pemukiman unik yang berada di Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Lebih tepatnya di Desa Nglepen. Pemukiman ini berupa rumah domes yang berbentuk kubah yang merupakan bangunan tahan gempa. Pemukiman baru ini di namakan dusun New Nglepen yang berada di sebelah barat perbukitan Gunung Kidul. Banyak warga yang menyebutkan bahwa rumah ini adalah Rumah Teletubbies karena bentuknya mirip dalam film Teletubbies.

Rumah Domes
Rumah domes merupakan bantuan dari Lembaga Non-Pemerintah yaitu Domes of The World Foudation pada bulan September 2006. Donatur tunggalnya adalah Ali Alabar seorang pemilik Emaar Property di Dubai. Rumah domes ini diresmikan ada tanggal 29 April 2007 oleh Menteri Pemukiman Hidup, Prof. Dr. Alwi Sihab. Selain sebagai rumah tempat tinggal bagi warga Nglepen yang kehilangan rumahnya akibat gempa, perkampungan New Nglepen ini juga sebagai destinasi wisata di Jogja. Kerena keunikan dan banyaknya edukasi tentang arsitektur perumahan, desa ini menjadi desa wisata rumah domes yang meruakan satu-satunya di Indonesia bahkan di Asia.

Jika kalian ingin datang ke rumah domes, bisa banget datang dengan melewati Jalan Jogja - Solo ke timur ke arah Prambanan. Sesampai di pertigaan pertama prambanan setelah sungai opak, ambil kanan menuju Jalan Prambanan - Piyungan lurus ke selatan kira - kira 10 km nanti sampai di Perempatan Jalan Angkasa ambil kiri lurus terus (dari jalan prambanan-piyungan sudah ada papan arah ke rumah domes). Ikuti papan petunjuk rumah domes yang sudah banyak di pasang dipersimpangan jalan. Setelah 1 km nanti akan masuk perkampungan rumah domes. Sudah disediakan tempat parkir di lapangan depan pemukian. Nanti pemandu lagsung mengarahkan kita untuk masuk mengisi buku tamu dan membayar biaya masuk Rp 5.000,00 per orang dan parkir Rp 2.000,00. Di rumah ini, selain mengisi buku tamu, kita juga dipersilahkan melihat keadaan rumah domes dari dalam juga loh.

Desa New Nglepen ini berada di tanah yang luasnya sekitar 2 hektar  dan berisi 80 rumah domes. 71 rumah diantaranya adalah rumah pemukiman waraga dan sisanya merupakan fasilitas umum seperti tempat kesehatan, aula  dan temat ibadah yang bentuknya semua berupa rumah domes. Rumah domes merupakan rumah pada umumnya, yaitu ada ruang tamu, dapur, kamar mandi, gudang, dan tempat tidur. Rumahnya juga terdiri dari dua lantai denga tangga berbentuk ulir dan lantai dua terbuat dari kayu lantainya. Selain rumah warga dan fasilitas umum, di sini juga terdapat taman bermain bagi anak-anak juga kok. Jadi buat kalaian yang mau liburan ke sini jangan khawatir jika bawa anak-anak.
Berfoto dengan Lala :D
Pemukiman warga

Rumah domes sangat bagus sekali sebagai destinasi wisata sekaligus destinasi edukasi bagi anak-anak. Selain tempatnya yang unik karena memiliki rumah berbentuk kubah yang berbeda dari rumah-rumah pada umumnya, anak-anak juga dapat mempelajari bagaimana susunan rumah yang tahan gempa. Selain itu, mereka juga dapat bermain sekaligus belajar tentang kehidupan masyarakat di dusun New Nglepen.

Lokasi tempat:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar