Selasa, 10 April 2018

Hutan Pinus Kragilan dan Grenden Ecological Park Magelang

Top Selfi Hutan Pinus Kragilan
Masa paling indah itu katanya saat masih PDKT alias pendekatan. Tapi buat aku dan suamiku masa  paling indah itu yah setelah menikah! Kenapa gitu? Karena kita masing-masing tahu kekurangan pasangan kita dan kita harus mencintai kekurangan itu. Proses menerima kekurangan pun dilalui dengan berbagai lika-liku drama melo yang akhirnya sampai pada titik menerima semua kekurangan. Nahhh sampai titik inilah masa-masa bahagia kita. No drama no tipu-tipu karena kita sudah tau watak asli masing-masing. Jadi mau kita jungkir balik yah kita sama-sama jalani hahhahha. Ehh kok curhat? Bukanya mau bahas Kragilan? Gak pa pa biar nyambung sama foto pascawed -nya dulu hahhaha.

Foto di atas itu merupakan salah satu spot foto di Hutan Pinus Kragilan. Bagus kan? Kalau kata temenku sih "Twiligt versi Hijab?" tapi maaf aku terlalu cantik untuk jadi Bella Swan. What? Ngaca woy ngaca!!!!! Tapi ini memang spot favourite aku banget. Hutan Pinus nya ngena banget pokoknya. Berasa di kota kecil Fork dan La Push. Ahh ngimpi aja deh!

Hutan pinus kragilan merupakan tempat wisata baru di Magelang. Hutan ini juga biasa disebut dengan Top Selfi Pinusan Kragilan. Hutan pinus kragilan berada di desa Pogalan, Pakis, Magelang, Jawa Tengah. Atau lebih tepatnya berada di lereng utara Gunung Merbabu dan berada satu wilayah dengan tempat wisata yang sudah sangat terkenal dari jaman aku kecil yaitu Ketep Pass. Rute menuju Hutan Pinus Kragilan terdapat tiga alternatif. Dari arah kopeng atau salatiga bisa melewati jalan magelang-salatiga kemudian ambil jalan kopeng - ketep dan ikuti jalan utama kira-kira 4 km dengan jalan naik turun nanti sudah sampai di pintu gerbang hutan pinus kragilan. Untuk yang dari magelang bisa melewati Mungkid. Di jalan magelang, Mungkid sini sudah ada papan tanda ke arah Ketep Pass ambil lurus ke timur. Sesampai ketep pas masih lurus kira-kira 2 km an nanti sampai di Hutan pinus Kragilan setelah melewati hutan Grenden. Sedangkan yang dari arah jogja bisa melewati jalur alternatif yaitu melewati pasar muntilan ke timur. Dari bangjo pasar muntilan ke utara sedikit kemudian ambil kiri lurus ke arah pasar Talun. Dari pasar talun masih ke timur lagi nanti sampai di pertigaan yang ada tulisan jembatan gantung ambil kiri (khusus penggunan motor) dan yang menggunakan mobil masih lurus lagi nanti memutar melewati candi Asu dan akan tembus di jalan utama Ketep Pass dan tinggal ambil kanan aja menuju ketep pass dan hutan pinus kragilan.

Hutan pinus Kragilan dikelola oleh Balai Taman Nasional Gunung Merbabu dan masyarakat dusun Kragilan. Awal ramainya hutan pinus kragilan sekitar tahun 2015 - 2016. Saat itu aku tahu dari temanku yang berkunjung ke sana dan masih sepi. Awalnya yang membuat menarik dari hutan pinus kragilan adalah jalan menurun cor blok yang diapit hutan pinus di kiri kanan jalan. Jalan ini menjadi sangat menarik karena keindahan hutan pinus yang sangat rimbun dan memukau. Banyak sekali yang yang berswafoto di tengah jalan ini dengan berlatar hutan pinus. Kemudian dengan semakin ramainya pengunjung, masyarakat mengelola tempat ini menjadi tempat tujuan wisata dan menambah spot foto - foto yang cantik agar wisatawan tertarik untuk berkunjung ke Hutan Pinus Kragilan.

Bulan Maret 2018 lalu aku sempatkan untuk datang menuju Hutan Pinus Kragilan dan Hutan Grenden karena dua tempat ini saling berdekatan. Kami berangkat dari Jogja jam 7 pagi dengan melewati jalan alternatif Muntilan - Pasar Talun. Setelah sampai Ketep Pass yang ramai dengan bus - bus wisatawan kita lurus menuju Hutan Pinus Kragilan. Seingatku dulu waktu lewat sini dari arah Salatiga harusnya Hutan Grenden dulu baru melewati Hutan Pinus Kragilan eh ternyata kita dari Jogja melewati Grenden dulu dan Kragilan masih lurus setengah kilo lagi. Lalu kita lanjut ke Kragilan dulu karena melihat dari jalan hutan Grenden sedang diselimuti kabut. Jam 8 pagi kita sampai di Hutan Pinus Kragilan. Tiket masuk menuju hutan pinus sebesar Rp 15.000,00 (2 orang 1 motor) gak ngerti ngitungnya gimana yang jelas sudah termasuk karcis masuk Rp 7.500,00 (hari libur dan hari biasa Rp 5000,00), parkir motor Rp 3.000,00, sebotol air mineral, dan free berfoto dengan spot foto yang berada di parkiran atas. Untuk tempat parkir kendaraan ada dua alternatif yaitu di bawah dan di atas. Untuk yang di bawah langsung berdekatan dengan hutan pinus kragilan tetapi jalan menurunnya sangat curam sehingga harus hati-hati. Sedangkan untuk yang parkir di atas nanti harus jalan kaki kira - kira setengah kilo menuju hutan pinus. Karena saat itu aku pertama kali ke sini, jadi kita parkir di atas dan baru ngeh ada parkiran bawah setelah jalan jauh huhuhuhu. Gakpapa olah raga pagi.

Kita jalan dari parkiran atas kira - kira 500 meter menuju Hutan Pinus Kragilan. Saat menuruni jalan cor blog kita akan disuguhi pemandangan hutan pinus di kiri kanan jalan. Di kanan jalan merupakan jurang yang sepertinya merupakan sungai sedangkan di kiri jalan bukit hutan pinus yang luas banget. Kalian bisa mendengar ocehan burung dan gemericik aliran sungai di bawah. Kalian juga bisa menikmati harumnya pohon pinus yang sangat khas benget. Nyaman banget pokoknya untuk rehat sejenak dari aktifitas di kantor atau di sekolah yang sudah menjenuhkan. Selain menikmati pemandangan, kalian juga bisa berswafoto di spot-spot cantik loh. Banyak sekali spot foto yang ditawarkan di sini, salah satunya adalah kursi di tengah jalan, ayunan, hamock dan rumah pohon. Spot ini merupakan spot terlaris di Hutan Pinus Kragilan. Selain itu juga masih banyak lagi kok spot foto yang menarik jadi jangan khawatir ngantri hahahha. Di stiap spot dikenakan cas sebesar Rp 5.000,00 per orang kecuali rumah pohon free. Biaya ini sebagai biaya perawatan dan biaya pelayanan kok jadi menurutku sih oke - oke aja.

Buat kalian yang gak punya kamera bagus buat ngabadiin momen indahmu di sini jangan khawatir. Di Hutan Pinus Kragilan ini banyak banget masyarakat yang menawarkan jasa foto loh. Kayak kemarin pas aku sampai hutan pinus langsung ditawarin mas-mas untuk difotoin. Awalnya gak tertarik sih tapi pas diliatin hasilnya busyett bagus amat pengennnnnnnn apalagi harganya murah banget per foto cuma Rp 2.500,00 tanpa minimal foto. Ajegile murah tuh dari pada waktu di Kali Biru satu foto Rp 5.000,00 dan minimal 4 foto kalau gak salah. Murah bangettt deh pokoknya. Aku langsung aja nih minta difotoin di Ayunan dan Rumah Pohon. Tetep yah fotonya harus antri karena banyak banget yang berswafoto di sini. Sambil ngantri aku liat ternyata banyak banget kumpulan fotografer di sini. Entah itu masyarakat setempat atau sekumpulan para fotografer bekerjasama di sini. Apalagi kameranya bagus-bagus semua cin dan harganya di atas 5 jutaan semua dan lensanya  juga yang waw banget hahahha. Di sini mah bukan pengen sama spot fotonya tapi pengen kameranya hahahah.
Ayunan
Rumah Pohon
Jalan menuju hutan pinus
Persewaan Hamock
Area Hutan Pinus Kragilan
Setelah puas berfoto ria, jam 10.00 kita melanjutkan perjalanan ke Grenden Ecological Park. Hutan grenden sama-sama berada di Pogalan, Pakis, Magelang, Jawa Tengah. Jarak antara hutan Grenden dan Hutan Pinus tidak jauh kok cuma sekilo aja (ke arah Ketep Pass). Nanti setelah tikungan naik turun ada gang masuk ke timur menuju hutan Grenden. Sudah ada papan petunjuk jalannya kok. Kita masuk jalan cor blok menuju pemukiman penduduk. Tahun 2017 awal waktu aku lewat dari Salatiga jalannya masih bebatuan putih syukurlah sekarang sudah dicor blog. Jalan ini naik terus jadi diusahakan motornya dalam keadaan prima yah!  Arah dari jalan utama menuju hutan grenden sekitar satu kilo meter dengan jalan cor blok. Jalannya lumayan licin sih karena sehabis hujan. Di sepanjang jalan kita disuguhi pemandangan perkebunan sayur warga dan pemukiman penduduk. Ada spot-spot fotonya juga loh di pinggir jalan tapi sayangnya sudah pada rapuk. Setelah naik terus akhirnya kita langsung sampai di pintu masuk Hutan Grenden.

Grenden Ecological Park juga merupakan salah satu pintu masuk pendakian Gunung Merbabu. Buat kalian yang ingin mendaki Gunung Merbabu bisa melewati tempat ini. Karena di sini kita hanya berwisata saja, jadi hanya membayar karcis untuk masuk ke hutan pinus. Tiket masuk di sini sebesar Rp 16.000,00 (2 orang 1 motor) sudah termasuk parkir motor Rp 3.000,00 , biaya penjagaan Rp 3.000,00 per orang, dan biaya masuk hari libur Rp 7.500,00 (hari biasa Rp 5.000,00). Setelah selesai membayar, kita langsung parkir di atas dengan jalan yang sedikit licin dan masih berupa tanah. Mungkin karena efek hujan sih.

Saat pertama kali datang berasa benar-benar ada di hutan Merbabu heheheh. (ya emang kita berada di lereng merbabu hahah). Di sini banyak tumbuh pohon pinus dengan ilalang-ilalang di bawahnya. Ada pula berbagai macam tumbuhan paku di sini. Pintu masuk menuju hutan ada dua, karena yang paling ramai pintu menuju spot foto, akhirnya kita masuk lewat pintu bagian selatan menuju spot foto. Tetapi tujuan utamaku ke sini bukan untuk menuju spot foto tetapi menuju salah satu tebing yang sangat menarik buatku yaitu Tebing Batu Rembesan. Tempat ini lah yang membuatku sangat tertarik menuju Grenden. Kalau untuk spot foto-foto sih menurutku sudah biasa karena dimana-mana ada hehehhe.

Dari pintu masuk sebelah selatan kita menyusuri jalan setapak dengan kiri kanan ilalang dan pohon pinus. Dari sini kita bisa melihat keindahan pemandangan pohon pinus yang sangat indah di bukit-bukit hutan Grenden. Selain menawarkan keindahan alam, di sini kalian juga bisa melakukan out bond, flying fox atau hanya berswafoto. Banyak banget spot foto yang ditawarkan di sini seperti rumah hobit, sangkar burung, dan masih banyak lagi. Untuk berfoto di spot-spot ini gratis kok jadi jangan khawatir. Lokasi spot foto berada di lembah selatan Hutan Grenden. Dari pintu masuk selatan kalian bisa menyusuri jalan setapak menurun menuju lembah.


Tempat Parkir Hutan Grenden

Pintu masuk bagian selatan

Jalan setapak hutan grenden

Lembah tempat spot foto
Karena tujuan utama kita menuju Tebing Batu Rembesan, kita langsung menyusuri jalan setapak keliling hutan Grenden mencari letak tebing ini. Waktu sedang asik jalan menikmati keindahan hutan pinus tiba-tiba kita melihat burung berwarna merah orange dengan ekor panjang yang sedang asik berbunyi indah di pohon yang sangat dekat dengan kita berdiri. Burung ini bergerombol 5 - 10 ekor di dalam satu pohon. Benar-benar takjub banget rasanya karena kita sudah tidak bisa menikmati burung indah yang masih liar di hutan. Semoga mereka tetap terjaga kelestariannya di hutan ini. Aminnn.

Setelah berjalan lumayan lama, akhirnya kita sampai di papan petunjuk menuju Tebing Batu Rembesan. Karena papan petunjuk menuju dua jalan setapak yah kita kebingungan. Awalnya kita memilih jalan setapak yang menaiki bukit. Kita naik jalan setapak ini, eh ternyata semakin ke atas semakin penuh rumput liar. Fix ini bukan jalannya menuju tebing rembesan tetapi menuju pendakian Merbabu, akhirnya kita balik turun dan mengambil jalan setapak kecil di pinggir jurang. Jalan setapak ini lumayan kecil dan hanya bisa dilewati satu orang dengan pinggir pembatas kayu. Jalanannya lumayan licin juga karena habis hujan. Ditambah lagi sepiii banget gak ada orang cuma kita berdua huuhuhhu. Takut sihhhh cumaa rasa penasaranku dengan tebing ini berhasil mengalahkan ketakutanku. Kita menyusuri jalan kecil ini kira-kira 300 meter an dengan jalan setapak menurun bebatuan. Di kanan jalan berupa tebing-tebing bebatuan vulkanik yang beraneka warna membuat mata kita takjub akan indahnya ciptaan-Nya. Setelah ngos-ngosan sampailah kita di Tebing Batu Rembesan. Ternyata eh ternyata ada sepasang muda -mudi yang sudah datang di sini lega deh rasanya ada temen. Tapi kita datang mereka malah pergi,, huhh ya sudah lah. Berasa ada banyak mata lagi yang ngliatin kita bikin mrinding tapi tetep aku tahan karena aku mau nikmatin tempat paling eksotis di Grenden ini.

Kenapa aku sangat tertarik dengan Tebing Batu Rembesan ini? Pertama aku tertarik saat membaca salah satu blog aku lupa namanya, dia bercerita tentang Tebing Batu Rembesan yang sangat mistis ini. Lembah yang menawan dengan bebatuan vulkanik dan air terjun kecil membuatku penasaran dengan tempat ini. Saat sampai di tebing ini, aku dibuat takjub dengan bebatuan vulkanik yang berwarna warni dan membentuk garis-garis seperti bekas potongan yang sangat rapi. Kemudian air terjun kecil di tebing sebelah kanan menambah keindahan lembah ini. Air terjun ini hanya terlihat jika sehabis hujan. Hawa yang sangat dingin di lembah kecil ini menambah penasaran akan misteri tempat ini. Aku percaya bebatuan ini sudah berumur jutaan tahun lalu dan menjadi saksi bisu terbentuknya Gunung Merbabu yang elok ini.

Kenapa tebing ini disebut Tebing Batu Rembesan? Mungkin karena terdapat rembesan air disetiap sayatan-sayatan batuan ini sehingga membuat warna di setiap pola bebatuannya. Tetapi ada yang sangat disayangkan di tempat ini. Terdapat banyak coretan nama yang menurutku hanya sebuah sampah yang tidak berguna sama sekali. Pengen marah tapi apa daya. Kita cuma bisa mengingatkan tapi yah mental orang-orang kita seperti itu. Semoga dari ratusan pecinta alam yang norak dengan vandalisme masih ada ribuan pecinta alam yang sangat menjaga keindahan Merbabu ini.

Saat berfoto-foto ria ternyata kabut sudah mulai turun. Kita putuskan balik menuju tempat spot foto. Pada siang hari memang kabut akan turun ke tempat ini. Jadi buat kalian yang mau menikmati hutan Grenden diusahakan pagi hari yah biar tidak tertutup kabut. Saat sampai di spot foto ternyata kabut benar - benar sudah turun dan jarak pandang hanya 5 meter benar-benar buta jalan. Aku jadi bayangin para pendaki yang sedang mendaki gunung dengan jalan berkabut apakah rasanya seperti ini? hiii serem. Jika kabut turun biasanya juga akan hujan kan? yah benar saja belum sampai di parkiran yang masih lumayan jauh hujan pun turun. Kita langsung lari mencari tempat berteduh di sebuah gubuk dengan pasangan lain. Kekurangan tempat ini masih minimnya tempat berteduh ketika hujan jadi banyak yang berteduh di spot foto dan kamar mandi hahhaha. Saat melihat jam ternyata sudah jam 12.00 siang. Kita berteduh selama satu jam dan kabut mulai menghilang. Hujan pun mulai berangsur-angsur reda. Karena sudah menggigil kedinginan, akhirnya kita putuskan pulang ke Jogja.

Air Terjun Kecil

Lembah di bagian barat

Tebing Batu Rembesan
Jalan setapak menuju tebing 
Hutan Grenden
Kabut Turun

Berselimut Kabut

Peta tempat lokasi hutan Pinus Kragilan dan Grenden :

2 komentar: