Pohon Harapan Cuntel Kopeng |
Salatiga merupakan sebuah kota kecil yang berada di bagian timur Gunung Merbabu. Jadi gak salah kalau di sana begitu dingin. Salatiga masuk ke dalam provinsi Jawa Tengah berbatasan langsung dengan Boyolali dan Semarang. Kota ini dilalui jalan antar provinsi Semarang - Solo. Jadi kalian yang biasanya mau ke semarang dari solo atau sebaliknya pasti melewati kota satu ini.
Karena berdekatan dengan Gunung Merbabu, jadi gak salah jika kota ini memiliki banyak banget tempat wisata alam. Sudah lama aku pengen jalan-jalan ke sana tetapi belum ada waktu yang tepat. Akhirnya, bulan Agustus 2015 aku ikut pulang temenku balik ke Salatiga. Karena di kantor gak disangka aku lembur sampai malem, kita berangkat jadi mundur. Padahal rencana berangkat jam 17.00 akhirnya berangkat abis isya. Kita berdoa semoga cuaca mendukung dan diberi keselamatan sampai rumah.
Perjalanan Jogja - Salatiga kita tempuh kira-kira 3-4 jam. Kita melewati rute timur, yaitu jogja - klaten - boyolali - salatiga. Perjalanan melewati jalan jogja-solo lurus ke klaten, sampai di kantor bupati Klaten kita ambil kiri lurus, sampai di perempatan bangjo pertama kita ambil kiri melewati lapangan kemudian pas perempatan pertama kita ambil kanan lurus ikuti jalan ke arah Jatinom nanti sampai di boyolali kemudian masuk ke arah jalan antar provinsi ambil kiri ke arah salatiga. Sesampai di perempatan polsek tingkir salatiga kita ambil kanan karena mau ke rumah temenku di daerah suruh. Kita sampai di rumah temenku jam 22.00 maklum cewe yah kalau naik motor ngoceh mulu di jalan jadi lama hehehe.
Jalan jogja-salatiga via Klaten |
Minggu ini perjalanan kita baru dimulai. Kita berangkat dari rumah temenku jam 09.00 dengan perjalanan ke arah Kopeng. Dari Suruh kita ke arah pertigaan polsek tingkir kemudian ambil kanan. Sesampai di pertigaan jalan lingkar salatiga kita ambil kanan ikuti jalan lingkar salatiga hingga nanti bertemu perempatan yang ada plang ke arah kopeng kita ambil kiri lurus naik. Kira-kira 10 km an kita sampai di Kopeng. Akhirnya jam 10.00 kita nyampe di Kopeng karena bingung mana jalan masuknya kita masuk ke gang ke arah jalur pendakian merbabu via Cuntel. Rencana pertama aku pengen banget ke air terjun tetapi karena temenku gak sanggup jalan kakinya karena jauh, kita putusin ke Pohon Harapan saja. Pedoman GPS kita mblusuk ke Pohon Harapan. Karena saat itu tanggal 16 Agustus dan tanggal 17-nya adalah hari Kemerdekaan RI banyak banget para pendaki yang ingin melakukan upacara 17-an di puncak Gunung Merbabu. Hampir ratusan yang mendaki via Cuntel Kopeng. Si kita mah lewat aja pake motor ampe salting malu abis cin :D soalnya kalau ada cowo pendaki aku terus salting hahahhahaha bagiku mereka itu keren abis :D Cita-cita pengen punya cowo pendaki eeee kebalikan tapi disyukuri aja iya kan gak boleh ngayal!!!
Salatiga - Cuntel Kopeng |
Setalah mutar muter gang sempit berbekal GPS dan akhirnya gak nemu juga dimana tu pohon harapan, kita pasrah nanya bapak-bapak di kebun. Kita ditunjukin dimana letaknya tu pohon ternyata cuma tinggal satu blok lagi. Eddahhh... ada yang nguping juga ternyata juga sama-sama bingung nyari pohon harapan. Kita akhirnya rame-rame ke sana bareng rombongan lain. Syukurlah akhirnya nemu parkirannya di deket masjid. Kemudian kita tinggal jalan kaki beberapa meter ke arah pohon harapan. Untung lagi sepi, cuma dua orang yang habis turun jadi kita bisa gantian naik ke pohonya. Tiket masuk ke pohon harapan Rp 2.000,- per orang. Karena lagi sepi, si abang penjaga baik banget nawarin buat fotoin kita. Oke dehh kita action sana sini gak karuan hahahah. Singkat cerita kenapa pohon pinus yang sudah gugur ini terkenal karena pernah buat shooting film Kau dan Aku Cinta Indonesia. View di sini jangan tanya oke kecee. Dengan udara yang begitu dingin sejuk di lereng merbabu kita bisa melihat hamparan tanah lereng merbabu yang luas kecoklatan. Dari sini kita bisa melihat bebebrapa pendaki yang sedang beriringan satu per satu naik dan melihat seperti puncak tetapi kata abangnya itu bukan puncak tapi salah satu pos. Di bagian bawah lereng kita bisa menikmati hamparan luas perbukitan-perbukitan seperti gunung telomoyo. Waktu paling asyik di sini ketika sunrise atau sunset.
Pohon Harapan |
Bukit Harapan |
Gunung Merbabu (abaikan si abang yang lagi jadi tukang foto haha) |
Setelah puas, jam 11.00 kita turun membayar karcis parkir Rp 2.000,- dan melanjutkan perjalanan menuju salatiga. Waktu turun kita mampir sebentar di gardu pandang Cuntel karena temenku pengen makan siomai. Eh ternyata kena parkir Rp 2.000,-. Setelah puas makan kita lanjut perjalanan ke arah Taman Kota Salatiga yang berada di jalur lingkar salatiga. dari pertigaan arah kopeng ambil kiri beberapa meter nanti ada di kanan jalan. Di sini kita cuma di kenai biaya parkir Rp 2.000,-. Kita bisa istrahat sejenak di taman kota ini. Di sini ada berbagai rambu-rambu lalu lintas, ayunan, lapangan dan taman bunga. Tempat ini cocok untuk wisata keluarga atau tempat area bermain bagi anak-anak. Walaupun tempat ini berada persis di pinggir jalan antar provinsi tetapi tempatnya tetap asik untuk dijadikan area bermain. Areanya cukup rindang dan sejuk. Enak buat olah raga pagi dan area bermain di sore hari. Jam menunjukan pukul 12.00, perut sudah keroncongan yawdah kita putusin untuk cari makan.
Gardu Pandang Cuntel |
Mbk lagi ngapain? Naik aja kagak selfi iya :v |
Taman Kota Salatiga |
Taman Bunga |
Maacih bunganya :* |
Yes here we are :D |
Kopeng - Taman Kota Salatiga |
Temenku merekomendasikan tempat makan yang asik banget, namanya rumah makan Waroeng Sawah. Rumah makan ini berada persis di pinggir jalan lingkar salatiga di daerah pulutan persis di sebalah barat perempatan pulutan salatiga. Kanapa tempat makan ini asik banget karena di sini kita bisa menikamati view merapi merbabu dan hamparan sawah yang luas serta area bermain bagi anak-anak. Untuk makanan harga dan rasa yah standar menurutku. Temenku pesan soto dan aku pesan penyetan. Di sini ada mushola dan kamar mandinya juga kok. Jadinya aku duhur di sini juga. Cocok sebagai rest area yang tempatnya strategis banget dengan jalur antar provinsi. Setalah satu jam di rumah makan ini, jam 13.00 kita langsung melanjutkan ke destinasi selanjutnya, yaitu pohon pengantin.
Jangan ngamuk mbk hahaha |
Area bermain Rumah Makan Waroeng Sawah |
Taman kota - Waroeng sawah |
Sebenernya kita juga tidak mengerti dengan kebodohan kita kenapa dari tadi kita ngotot nyari pohon mati (pohon harapan) dan pohon di tengah sawah (pohon pengantin). Jawabannya satu cuma penasaran aja dengan pohon-pohon antik ini hehheh. Pohon pengantin ini terletak di daerah Pulutan salatiga berada di depan SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga. Dari perempatan pulutan kita lurus sampai di jalan diponegoro. Kita muter-muter sampai 3 kali nyari plang SMP Al- Azhar dan nihil. Sampai dua kali nanya orang cuma disesatin hahahha. Akhirnya kita berhenti bentar karena capek. Kemudian aku nanya bapak yang lagi lewat, eh ternyata tempatnya cuma bebebrapa meter dari tempatku istrahat. Kita langsung ke selatan 100 m dan ketemu dengan kantor PLN Tuntang yang selatanya ada gang masuk ke barat kemudian bertemu kuburan dan beberapa meter bertemu SMP Al Azhar. Ahhh akhirnya pohonnya ada di tengah sawah di depan SMP. Jam menunjukan pukul 13.30.
Pohon Pengantin ada di tengah sawah |
Kecil kan :v |
Bagus lagi pas sunset :( |
Warung Sawah - Pohon Pengantin |
Pohon pengantin merupakan sebuah pohon sebatang kara yang hidup di area persawahan. Uniknya, pohon itu tidak tumbuh seperti pohon normal, tetapi meliuk-liuk seperti pohon bonsai sehingga kita bisa duduk di batang pohon ini. Sudah ada banyak anak hits ber-foto ria (apa gw juga termasuk anak hits yah duh sedih). Aku sama temenku duduk di motor nunggu mereka selesai tapi juga gak selesai-selesai. Akhirnya aku turun ke sawah menuju pohon itu. Entah kenapa bisa disebut poon pengantin aku gak tau mitosnya apa padahal penasaran banget. Di sini view nya paling bagus saat sunset. Karena waktu itu aku lagi jones alias jomblo ngenes, aku curhat sama tu pohon kapan aku jadi pengantin? tu pohon cuma jawab wus wus karena diterpa angin. hahhahah kasian dikacangin. Makanya usaha!!! Jodoh itu gak perlu cuma ditunggu tapi butuh diusahain juga.
Setelah makin rame pendatang, jam 14.00 kita putusin lanjut ke area pacuan kuda. Di pohon pengantin ini free tidak ada biaya masuk ataupun biaya parkir. Kita langsung lanjut ke selatan lagi menuju pacuan kuda Tegalwaton. dari jalan salatiga solo ke selatan , setelah pertigaan jalan lingkar salatiga ke selatan dikit kira-kira 100 m an ambil kiri lurus kira-kira 1 km an, sampai di pertigaan kita ambil kanan ke arah pemandian Senjoyo. Sesampai di pemandian senjoyo kita ambil kanan yang turunan ikuti jalan ini kira2 2 km an sampai di Pacuan Kuda Tegal Waton. Banyak plang ke arah arena pacuan kuda ini kok jadi gak usah khawatir.
Arena Pacuan Kuda Tegal Waton |
Towe pemandu |
Kudanya sedang di arak |
Sunset Gunung Merbabu |
Pohon pengantin - Pacuan Kuda |
Ashar kita sampai di arena pacuan kuda ini. Pas banget lagi ada kuda yang jalan-jalan muetrin lapangan. Eh ada bule juga yang lagi naik kuda dan kasian si pawang cuma jalan kaki megangin tali kudanya. Makin sore viewnya makin bagus dengan background sunset merapi merbabu. Ahhh masih pengen lama di sini. Tetapi ada view yang menggangu. Banyak bisa di bilang cabe-cabean nongkrong di pinggir arena dengan pakaian yah maaf menurutku kurang sopan. Dari pada ntar dibilang cabe-cabean juga mending kabur.
Temenku ngajak ke pemandian Senjoyo yang kita lewati tadi. Katanya tempatnya bagus karena mata air di sana bening banget. Kita langsung arah balik ke pemandian tadi. Jam 15.30, kita sampai di pemandian. Alamakkkkk cowo semua isinya. Dari anak kecil hingga kakek-kakek lagi mandi semua. Oya ini waktunya mandi sore. Gak tanggung-tanggung mandinya ada yang cuma pake CD aja gimana aku gak malu. Karena tau expresiku, temenku nunjukin yang bagian sungainya katanya bagus banget. Sayang, kata temenku kita gak bisa lanjut jalan soalnya jalannya lincin dan undah tumbuh semak banyak. Akhirnya kita cuma mainan air yang di sungai karena gak begitu banyak yang mandi di sini. Kita datang mereka pada selesai mandi. Yes gak usah malu lagi deh. Ya ampun airnya bening banget sumpah berasa mata air pegunungan. Ikan bebas berenang dan sampai kedalaman tertentu masih bisa terlihat bebatuan saking beningnya mata air ini.
Kata temenku, konon katanya, air sendang yang biasanya tenang tiba-tiba menyembur deras yang bisa menyebabkan banjir. Kemudian Mas Karebet atau Joko Tingkir memotong rambutnya rambutnya yang gondrong untuk menyumbat mata air ini. Konon katanya rambut gundrong Joko Tingkir ini menjadi penyaring air sendang yang bening ini. Carita rakyat tentang pemandian senjoyo ini sungguh mistis.
Setelah para lelaki yang mandi di sendang utama selesai, kita baru berani bermain di area pemandian. Ada beberapa kolam yang di tutup beton. Kata temenku itu merupakan mata air utama pemandian ini yang kemudian dialirkan ke sungi bila tidak akan meluap. Katanya mata air ini tidak pernah surut walaupun saat musim kemarau. Banyak pohon-pohon yang menjulang tinggi dan ada beberapa batu sesajen. Hawa mistisnya berasa banget. Biasanya aku paling gak betah di tempat seperti ini. Jadi aku langsung narik temenku ke daerah yang gak ada sesajennya dan agak terang.
Sendang Senjoyo |
Permisi Numpang Lewat |
Sungai Senjoyo |
Ssaat sunset |
Sungai yang mengalirkan mata air |
Mata air senjoyo yang untuk mandi |
Mata air senjoyo yang mengalir ke sungai |
Pacuan Kuda - Pemandian Sukmojoyo |
Selesai menikmati pemandiannya aku langsung tancap gas cari masjid soalnya udah mau magrib. Sampai masjid di daerah Tingkir aku sholat ashar kemudian gak lama udah magrib yah sekalian. Temenku ngajak ke alun-alun pncasila salatiga katanya banyak banget yang jual makanan. Tau aja perut udah laper gini hehehhe. Kita cuma tinggal nurut jalan salatiga-solo kemudian ambil kiri ke jalan sukowati. Jam 18.30 kita sampai di alun-alun, karena besok upacara 17 Agustus-an tidak ada penjual karena untuk persiapan upacara. Yawdah kita nongkrong aja di Jackpot Coffe daerah Sidorejao kira-kira 1 km an dari alun-alun. Biasa kesukaan pesen hot chocolate hehhehe. Mayan enak coklatnya. Di sini kita istrahat sambil nikmati cowo-cowo kece salatiga hahhahaha. Gak terasa dari isya udah jam 20.15 aja. Kita langsung cabut beli nasi goreng karena laper. Muter-muter di lengganannya temenku pada tutup akhirnya dapet yang deket tugu jalan pemuda. Setelah kenyang balik deh ke suruh. Nyampe rumah jam 21.30 dan orang rumah sudah pada tidur semua. Karena aku balik jogja subuh jadi aku mau langsung tidur.
Ke alun-alun pancasila |
Ke Jackpot Coffe |
Azan subuh sudah berkumandang, aku langsung bergegas sholat dan langsung pamit sama orang rumah. Tak lupa ku ucapkan banyak terimkasih buat temenku yang udah ngajak aku jalan-jalan dan tumpangan untuk tidur. Aku langsung cus balik jogja sendirian via boyolali - klaten - jogja sama seperti waktu berangkat. Dengan berbekal GPS akhirnya aku sampai rumah jam 7.45. Alhmdulilah sampai Jogja dengan selamat. Terimakasih mir sudah nemenin jalan-jalan besok lagi yah jangan kapok heheh.
Biaya :
1. Bensin PP : Rp 30.000,-
2. Makan di warung sawah : Rp 20.000,-
3. Nogkrong di Jackpot Coffe : Rp 15.000,-
4. Jajan siomai : Rp 10.000,-
5. Masuk pohon harapan : Rp 2.000,-
6. Parkir pohon harapan : Rp 2.000,-
7. Parkir gardu pandang cuntel : Rp 2.000,-
8. Parkir taman kota : Rp 1.000,-
9. Parkir pemandian senjoyo : Rp 1.000,-
10. Makan nasi goreng : Rp 10.000,-
Total pengeluaran Rp 92.000,-
haiii, klo mau naik bis dr jogja poolnya ada dmn? trus di salatiga ada transportasi umum ga ke tempat yg kamu kunjungi itu? tks:)
BalasHapusHalo kak, untuk transportasi umum hanya bisa di Taman Kota dan Cuntel Kopeng :)
Hapus