Selasa, 27 Maret 2018

Pantai Gesing, Pantai Buron, dan Jembatan Kaca Pantai Nguluran Gunung Kidul

Pantai Gesing
Salah satu tempat wisata yang paling aku sukai adalah pantai. Pantai memiliki daya tarik tersendiri buatku. Di sini kita bisa menikmati deburan ombak, pasir putih, angin laut, sunrise, sunset dan hamparan laut lepas. Pada bulan Februari 2018 lalu, aku berencana menikmati sunset di salah satu pantai di Gunung Kidul. Karena waktu yang sudah hampir sore, aku memilih pantai yang tidak begitu jauh dari kota Jogja. Akhirnya aku memilih pantai Gesing yang lokasinya berada di Panggang, Gunung Kidul. Pantai Gesing berada di desa Girikarto, Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta. Dibutuhkan kira-kira 1,5 jam perjalanan untuk sampai di Pantai Gesing dari Kota Jogja. Pantai Gesing juga hanya berjarak 1 jam saja dari Pantai Parangtritis. Untuk akses menuju pantainya pun sudah beraspal halus dan bila menggunakan mobil tidak usah takut untuk bersimpangan dengan mobil dari lawan arah karena jalannya juga sudah lebar. Tetapi diharapkan tetap berhati-hati karena jalanan naik turun dengan pinggiran jurang.

Kita berangkat dari Jogja jam 2 siang menuju pantai gesing. Perjalanan menempuh waktu 1,5 jam perjalanan. Untuk menuju ke Pantai Gesing, dari kota Jogja kita masuk ke Jalan Imogiri Timur lurus ke selatan. Sampai di pertigaan yang ada pohon beringingin besar dan bila kiri ke makam raja-raja, kita ambil kanan lurus kira-kira 100 meter ada pertigaan kita ambil kiri ke arah Panggang lurus ke selatan. Setelah sampai di jembatan kali opak kita lurus saja naik ke arah panggang gunung kidul. Ikuti jalan utama, nanti setelah sampai di pertigaan lagi ambil kanan ke arah wonosari. Setalah itu ikuti jalan lagi sampai di perempatan ambil lurus. Sudah ada plangnya kok menuju Pantai Gesing dan Pantai Kesirat kira-kira 14 KM lagi. Setelah perjalanan lama kita bakal sampai di pertigaan sebelum Pohon beringin ambil kanan lurus langsung sampai di TPR Pantai Gesing.

Sebelum sampai di TPR pantai gesing, ada plang petunjuk menuju Jembatan Kaca yang lagi booming banget. Karena tujuan kita pantai dulu kita lanjut menuju pantai gesing. Sesampai di retribusi, kita dikenakan karcis Rp 2.000,00 per orang dan juga biaya parkir roda 2 Rp 2.000,00. Jarak menuju pantai tidak begitu jauh dari TPR. Sekali masuk kita akan menikmati dua pantai yaitu Pantai Gesing dan pantai Buron. Nanti setelah sampai pinggir pantai akan ada dua cabang bila ke kanan akan memasuki Taman Pantai Buron sedangkan bila ke kiri turun akan memasuki Pantai Gesing. Untuk parkir motor kita bisa bawa turun ke pantai dan bebas memilih tempat. Tetapi untuk yang membawa roda 4 sudah disediakan tempat parkir tepat di samping pintu masuk pantai buron. Jadi bila mau menikmati pantai gesing kalian tinggal jalan kaki turun kok. Jalannya gak jauh cuma beberapa meter saja.

Pantai Gesing merupakan pantai yang sudah lama terkenal walaupun dulu akses ke tempat ini cukup susah. Tidak seperti saat ini yang sudah beraspal halus. Pantai gesing merupakan pantai yang tidak begitu besar. Lebar pantai kira-kira hanya 500 meter dan kanan kiri diapit oleh tebing karang. Tata letak pantai yang seperti teluk (laut yang menjorok ke daratan) membuat pantai ini tidak memiliki ombak yang cukup besar sehingga cocok untuk mandi di laut. Selain itu, keadaan ini menguntungkan warga untuk berlaut. Tak salah jika pantai gesing merupakan salah satu pantai di Gunung Kidul yang warganya merupakan nelayan. Banyak sekali kapal berlabuh di pantai ini. Hampir tidak ada jalan longgar untuk menuju ke bibir pantai karena dipenuhi kapal berlabuh.

Tak ada ombak besar
Pantai Gesing
Kapal Nelayan
Setelah puas bermain air di Pantai Gesing, kita lalu melanjutkan ke Taman Pantai Buron yang letaknya berada di tebing sebelah barat pantai gesing. Di pantai ini kita hanya menikmati laut lepas dari bibir tebing. Saat kita masuk di taman ini, kita akan disuguhi bangku-bangku taman untuk menikmati deburan ombak yang menghantam bebatuan karang. Kemudian kita bisa keliling tebing dengan jalan setapak yang cukup bagus. Dari sini kita bisa menikmati pantai gesing dari atas juga. Saat kita menyusuri jalan setapak untuk berkeliling, banyak sekali melihat pasangan muda - mudi yang sedang berpacaran. Aduhhh mungkin karna tempatnya sepi dan bisa mojok kali yak hahhahah

Saat mengelilingi tebing kita akan melewati jembatan cinta. Jembatan ini menghubungkan antar bebatuan kars yang tidak rata. Di sini kita bisa menikmati deburan ombak yang menghantam bebatuan tebing di bawah jembatan cinta yang menghasilkan suara khas. Suara khas ini seperti truk tronton yang sedang lewat. Bunyinya pun lumayan cukup lama dan berhasil bikin bulu kuduk merinding. Selain itu, kita juga bisa menikmati sunset dengan latar hamparan samudra yang sangat luas. Cocok banget buat meditasi hehheheh

Pemandangan menari lainnya yaitu banyak juga pemancing di Pantai Buron ini. Mereka memancing dengan metode rock fishing. Ada juga nelayan yang mempertaruhkan nyawanya dengan menjaring ikan dari atas tebing dengan bantuan papan yang terbuat dari bambu tanpa pengamanan apapun. Well cukup menguji nyali kalian ini guys! Kalian mau nyoba? Gak deh makasih! Mungkin kalian bisa mancing aja!

Pantai Buron
Menara pantai gesing
Taman Pantai Buron
Jembatan Cinta
Suara gemuruh ombak bisa dinikmati di sini
Sunset di Pantai Buron
Setelah menikmati taman Pantai Buron dan jam sudah menunjukan pukul 16.30, kita lanjut sholat asar dulu di masjid persis di persimpangan pantai gesing dan pantai buron. Masjidnya lumayan bagus kok dan bersih pula walaupun cuma kecil. Airnya pun juga tersedia banyak untuk sholat. Setelah sholat kita berencana untuk menikmati sunset di jembatan kaca yang baru-baru ini sedang booming. Kita langsung ke luar melewati pintu masuk. Setelah beberapa meter ke luar dari TPR, ada plang di pertigaan dengan petunjuk arah ke Jembatan Kaca. Kalau dari utara ambil kanan melewati jalan cor blog. Nanti setelah naik 20 meteran sudah ada penjaga yang standby untuk menunjukan arah menuju jembatan kaca denga ambil kiri menuju sebuah vila. Well dari sini jalan bukan cor blog lagi, tetapi tanah liat yang licin banget. Waktu itu pas musim hujan jadi banyak tanah liat yang menempel. Jaraknya kira-kira 50 meteran dan kita sampai di pintu gerbang vila. Kita langsung parkir di dalam vila. Sudah ada penjaganya yang parkir dan menarik karcis. Untuk tiket masuk menuju jembatan kaca sebesar Rp 10.000,00 per orang. Untuk yang bawa mobil jangan khawatir melewati jalanan tanah liat, kalian bisa parkir di jalan utama pantai gesing atau di jalan cor blog dan konsekuensinya kalian harus jalan kaki menuju vila.

Jembatan Kaca baru dibuka padan bulan Februari 2018 lalu.  Jembatan Kaca ini berada di Pantai Nguluran, Girikarto, Gunungkidul. Awalnya jembatan kaca hanyalah sebuah vila pribadi. Kemudian pemilik dan warga setempat bekerja sama untuk menjadikannya tempat wisata. Dengan kekuatan sosial media, akhirnya jembatan kaca ini langsung booming dan menjadi daya tarik wisatawan. Jembatan ini sangat diminati karena merupakan satu-satu nya jembatan kaca yang ada di Jogja.

Jembatan kaca merupakan jembatan dengan alas kaca sehingga kita bisa melihat langsung karang-karang bebatuan dan deburan laut di bawah jembatan yang bakal menguji nyalimu. Kamu bisa merasakan sensasi berdiri di atas laut laut lepas dengan melihat langsung keadaan di bawahmu. Siap menguji nyalimu? Datang aja ke jembatan kaca ini guys!! Untuk keamanan, yang boleh naik ke jembatan kaca dibatasi 4-5 orang. Alas kaki pun harap di lepas dan menggunakan alas kaki yang sudah disediakan penjaga atau tanpa alas kaki. Luas jembatan kaca ini hanya 5 x 5 meter aja kok tetapi bakal berhasil deh membuat kalia merinding.

Dari pintu masuk vila kita membayar karcis kemudian masuk ke dalam kira-kira 50  meteran ke arah jembatan kaca. Di dalam vila ini, selain jembatan kaca juga terdapat satu rumah dan joglo dengan fasilitas kamar mandi dan mushola. Selain itu, disini juga terdapat hamparan rumput yang luas yang cocok untuk beristirahat bersama keluarga sembari menikmati hamparan laut yang luas. Bagian selatan vila ini langsung berbatasan dengan tebing laut lepas. Kalian selain bisa menikmati sensasi jembatan kaca juga bisa menikmati tebing-tebing kars yang curam dan lautan lepas dengan duduk di bangku taman yang cantik.

Untuk berfoto ria di jembatan kaca kudu antri dan diatur oleh dua penjaga. Untung waktu itu sudah sore jadi antrianya tidak banyak. Kita copot alas kaki dan menunggu giliran untuk berfoto. Setelah giliranku berfoto, awalnyanya suamiku dulu yang berfoto nah dari sini nih aku kurang srek sama salah satu penjaganya. Setelah suamiku selesai foto, harusnya giliranku yah malah si masnya nyuruh orang lain untuk masuk foto yah aku kan jengkel aku bilang ke masnya "Mas aku belom?" eh dikacangin jengkel gak tuh. Dibilang lama? Ya Tuhan gak yah 2 menit aja gak ada padahal ada pasangan lain yang lama banget tuh gak papa. Dari situ aku mulai bad mood mungkin karna cewe yah mudah sensian. Kita sabar nunggu. Terus si mbaknya udah selesai aku langsung nylonong foto bodo amat!! Kita sama-sama bayar di sini dan aku antri duluan dari tadi!! Setelah foto aku langsung turun gak tau yah si mas nya radak-radak gimana gitu sama kita ihh sebel. Kayak tadi yah pas urutan kita eh masnya malah nyuruh orang lain dulu padahal dia baru datang, kita yang sabar antri malah di kacangin. Saran ku sih yah mending pake nomor antrian deh jadi gak bakal ada kejadian kayak gini lagi! Karena aku udah cemberut terus suamiku bilang "udah sabar mungkin masnya capek jadi bawaannya cemberut terus!" Ye lah serah deh yah! Karena aku udah bad mood di sini aku langsung minta pulang gak usah sunset - sunsetan!



Berani Coba?
Halaman vila
Berhasil membuat merinding
Cocok untuk menikmati sunset
 Peta Pantai Gesing :

2 komentar: