|
Pantai Watu Lumbung |
Salah satu destinasi pantai yang masih asri dan belum terjamah adalah Pantai Watu Lumbung dan Pantai Karang Bolong. Dua pantai ini berada dalam satu lokasi yaitu di daerah ujung timur Gunung Kidul. Lebih tepatnya di Balong, Girisubo, Gunung Kidul, Yogyakarta. Pantai watu lumbung sebenarya satu komplek dengan pantai wedi ombo dan pantai nampu, yaitu di sebelah barat pantai Wedi Ombo dan satu komplek dengan Gunung Api Purba Batur yang merupakan salah satu gunung api purba yang ada di Gunung Kidul selain Nglanggeran.
Pada bulan Juli 2018 lalu, aku dan suamiku berencana mengunjungi pantai watu lumbung yang sempat ditunda karena musim hujan. Ketika musim hujan, akses jalan menuju Pantai Watu Lumbung sangat memprihatinkan banget karena berlumpur dan becek. Akses jalan menuju ke sana memang hanya cor blog yang sudah lumayan rusak sampai pemukiman penduduk. Lalu akses jalan dari pemukiman penduduk menuju pantai masih berupa jalan tanah kerikil kira-kira 500 meter. Infonya sih akses jalannya mau di aspal awal tahun 2019 sih. Yah semoga aja sekarang jalannya sudah bagus.
Perjalanan kami dari Jogja ke Girisubo di tempuh selama 2 jam perjalanan melewati Jalan wonosari - Pertigaan Semanu ambil kanan ke selatan terus sampai di Pertigaan Jalan Pantai Selatan Girisubo. Dari sini kita ambil kiri kira-kira 500 meter ada plang menuju Pantai Wedi ombo ambil kanan. Masuk dan bayar TPR dengan biaya Rp 5000,00 per orang. Setelah itu kita ke selatan terus sampai di pertigaan yang ada plang ke arah watu lumbung ambil kanan ikuti jalan cor blok kira-kira 2 km ke arah Pantai Watu Lumbung. Sudah ada rambu-rambunya kok di setiap persimpangan. Jalan ini juga bisa dilewati menuju Gunung Api Batur dan Bukit Pengilon. Rencana sih besok aja lagi karena semua trek nanjak :D satu - satu dulu la yah :D Kalau ke Bukit Pengilon kan udah pernah melewati trek panjang dari Pantai Siung. Kalian bisa baca perjalananku di sini
Treking Menyusuri Keindahan Pantai Banyutibo dan Bukit Pengilon dari Pantai Siung Gunung Kidul Lanjut lagi setelah sampai di jalan tanah hati-hati yah guys. Selain berdebu bikin motor kepater dan tergelincir saking tebelnya debu tanah. Setelah itu barulah sampai di perbukitan tempat parkir.
Siapkan tenaga ekstra untuk menuju ke pantai Watu Lumbung karena untuk menuju pantai, kita menuruni bukit terlebih dahulu. Turunanya lumayan cuku tinggi sih dan masih berupa jalan setapak sehingga wajib berhati-hati dan pegangan karena lumayan curam. Saat di tengah perjalanan ada dua cabang jalan. Aku memilih cabang yang barat dulu dan akhirnya sampai di bukit kecil. Di sini kita bisa melihat megahnya bebatuan yang menjulang tinggi berbentuk lumbung di bibir pantai menyendiri. Batu ini lah yang menjadi icon Pantai Watu Lumbung dan menjadi daya tarik utama ke sini. Oleh karena itu nama Pantai Watu Lumbung berasal dari kata Watu (batu) Lumbung yang menunjuk pada keberadaan bebatuan vulkanik yang menyerupai Lumbung ini. Selain ada Watu Lumbung di sebelah timur, di bagian barat terdapat bebatuan vulkanik yang berlubang di bawahnya. Orang-orang menyebutya Karang Bolong (padalah meurutku ini bebatuanya bukan bebatua karang sih :D) Maka dari itu pantai di sebelah barat watu lumbung dinamakan pantai karang bolong.
|
Pantai Watu Lumbung |
|
Pantai Karang Bolong dengan Tebing Gunung api purba Batur |
Karena Pantai Watu Lumbung dan karang bolong berdekatan dengan Gunung Api Purba, bebatuan yang berada di sekitar pantai bukanlah batu kapur melainkan bebatuan vulkanik yang tersebar hampir di pinggir pantai. Di sini kalian hanya menemukan sedikit pasir putih dan akan menemukan banyak sekali bebatuan besar yang hampir menutup bibir pantai. Setelah puas menikmati pantai dari atas, kita lanjut turun menuju bibir pantai.
Pantai watu lumbung merupakan surganya camping loh. Para pelancong biasanya memilih pantai watu lumbung sebagai salah satu tempat camping terfavorit karena masih asri dan sepi. Terdapat lahan sempit di pinggir pantai yang biasanya digunakan untuk mendirikan tenda. Pantainya pun terlihat teduh kok guys karena banyak pepohonan rindang. Ohya untuk masalah air bersih dan MCK masih dalam proses pembangunan.
Luas pantai watu lumbung sangat sempit loh guys! Dari turunan kita langsung bertemu bibir pantai yang penuh dengan bongkahan bebatuan vulkanik dan bebatuan yang membentuk lantai. Benar benar pantai yang berbeda sekali. Di ujung barat kita bisa melihat bongkahan Watu Lumbung ditemani dengan bongkahan batu kecil di sampingnya. Karena saat itu air laut sedang pasang dan ombak sangat tinggi, kita tidak berani mendekat sampai watu lumbung. Kita hanya menyusuri bibir pantai ke sebelah barat di Pantai Karang Bolong.
|
Bibir Pantai Watu Lumbung |
Kita menuju pantai karang bolong tidak disambut pasir putih tetapi disambut bebatuan vulkanik yang membentuk seperti lantai. Memanjang sampai bibir pantai. Awas kalau pakai sandal lincin loh guys. Tapi kalau gak pakai sakit kakinya kena bebatuan heheheh. Jarak antara pantai watu lumbung dan karang bolong sangat dekat cuma bersebrangan aja. Di sini kita disambut deburan ombak yang lumayan cukup tinggi karena menghantam bebatuan. Sampai kita berasa main sama ombak dan bikin basah semua baju.
|
Bermain dengan ombak |
Karang bolong merupakan sebuah bebatuan vulkanik yang membantuk dindinng dan dibawahnya terdapat lubang. Lubang ini seperti pintu menuju dunia lain heheheh. Sayang saat itu air sedang pasang jadi kita tidak bisa leluasa berfoto ria.Yang menarik dari pantai ini adalah ketika kamu melihat pantai dari lubang karang bolong, kamu bakal mendapatkan rasa takjub akan keindahan alam yang Allah ciptakan. Deburan ombak yang menghantam bebatuan - bebatuan dengan latar tebing-tebing menjulang tinggi membuat sensasi tersendiri berasa di surga dunia lain. Setelah puas berfoto ria dan bermain dengan deburan air laut, kita putuskan balik. Sebenernya badan masih pengen stay tetapi efek sepi hati gak karuan takutnya hahhahah. Saat itu emang cuma kami berdua yang mengunjungi pantai ini. Jadi kan pikirannya parnoan dedemitan kemana-mana. Padahal sih sebenernya gak papa cuma dasar penakut aja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar