Minggu, 17 Maret 2019

Menyusuri peninggalan penjajahan di Teluk Penyu dan Pulau Nusa Kambangan Cilacap

Pantai Karang Bolong Nusakambangan

Cilacap merupakan salah satu kota yang ada di Jawa Tengah. Kota ini menyimpan sejarah kelam masa penjajahan yang ada di Indonesia. Kamu bisa lihat dari bangunan - bangunan peninggalan sejarah yang masih berdiri kokoh sampai sekarang, seperti Benteng Pendem dan Benteng Belanda yang berada di selatan Kota Cilap tepatnya di Pantai Teluk Penyu yang bersebrangan dengan Pulau Nusakambangan. Dilihat dari segi geografi, Cilacap memiliki teluk yang sangat luas dan memungkinkan kapal - kapal perang Belanda dan Jepang mendarat di Cilacap. Sehingga tidak menutup kemungkinan Cilacap sebagai salah satu pusat pemeritahan Belanda pada jamannya.

Pada bulan Agustus 2018, kami sekeluarga besar mengadakan rekreasi di Pantai Teluk Penyu Cilacap Jawa Tengah. Perjalanan dari Jogja dimulai dari jam 07.00 pagi melewati Jalur Lintas Selatan atau Jalan Deadles. Dari Kulon Progo, Jogja - Purworejo - Kebumen - Banyumas - Teluk Penyu Cilacap. Perjalanan ditempuh 5 jam perjalanan hingga jam 12.00 siang kita sampai di Pantai Teluk Penyu yang menurutku cukup panas dengan angin yang lumayan kencang. Maklum karena pada bulan - bulan itu angin selatan memang lagi kencang-kencangnya dan sudah memporak-porakan pantai-pantai di selatan Jawa hingga memakan korban jiwa.

Sesampai di Teluk Penyu, kita membuka bekal makan siang sambil menikmati panasnya Pantai Teluk Penyu dengan hembusan ikan laut kering yang dijajakan penjual disepanjang pantai. Baunya menurutku gak enak banget guys. Kayaknya salah tempat berhenti deh :( Oh ya harga tiket masuk ke Pantai Teluk Penyu Rp 5.000,00 per orang. Di Pantai Teluk Penyu ini kita bukan menghadap selatan loh guys tetapi kita menghadap ke arah timur. Pasti banyak banget di sini yang bingung bisa melihat perbukitan dan gunung yang dikira itu adalah salah satu pulau yang ada di selatan teluk penyu. Padahal perbukitan dan gunung itu berada di timur kita yang merupakan perbukitan yang ada di Kabupaten Kebumen. Sampai aku dan ibuku debat gak berhenti-berhenti setelah aku bukain map baru deh percaya hahhaha.

Di teluk penyu ini kita bisa melihat Pulau Nusakambangan yang berada di selatan pantai yang jaraknya lumayan cukup dekat. Kita juga bisa menikmati Kapal - Kapal besar dan kapal nelayan yang berlalu lalang di perairan teluk penyu. Dermaga - dermaga kapal nelayan juga banyak berjejer - jejer disepanjang pantai. Ombak di pantai teluk penyu tidak seganas di pantai selatan jawa sehingga tempat ini cocok dijadikan dermaga bagi kapal-kapal.
Gazebo pantai Teluk Penyu
Dermaga Teluk Penyu
Warung ikan kering
Pulau nusakambangan
Setelah selesai makan dan istrahat kita lanjut ke Masjid Ujung Barat Pantai Teluk Penyu yang berdekatan langsung dengan Dermaga Pertamina Cilacap (waktu aku foto papan namanya langsung dihampirin satpam terus disuruh hapus dan gak boleh foto) sumpah malu banget aku :( Di sini kita berhenti parkir dan melaksanakan sholat Dhuhur terlebih dahulu. Setelah sholat, kita melanjutkan perjalanan menuju Pulau Nusakambangan yang terkenal dengan Lapas Narapidana Narkoba dan kejahatan berat yang lain. Keliatannnya serem yah :(
Dermaga Pertamina bersebrangan dengan Pulau Nusakambangan

Masjid Dermaga Pertamina

Kapal pengangkut Batu Bara
Pulau Nusakambangan terbagi menjadi dua wilayah. Wilayah bagian timur sebagai tempat wisata yag bisa dikujungi orang umum. Ada Pantai Karang Bolong dan Benteng Belanda yang sangat terkenal dan sering di kunjungi. Kemudian bagian barat sebagai Lapas Narapidana yang tidak boleh dikunjungi orang umum dan sangat dijaga ketat. Selain itu di bagian selatan terdapat pantai - pantai yang bisa dikunjungi juga tetapi hanya bisa diakses dengan kapal nelayan. Dan sisa wilayahnya merupakan hutan belantara. Akses jalan hanya berupa jalan setapak yang dilalui dengan berjalan kaki. Kemudian akses jalan yang bagus hanya berada di sekitar lapas.

Perjalanan dari Teluk penyu menuju Pulau Nusakambangan menggunakan kapal nelayan dengan biaya Rp 30.000,00 langsung menuju pantai Karang Bolong dan tambah Rp 20.000,00 jika mau melihat Lapas Nusakambangan dari jarak dekat. Biaya sudah termasuk antar jemput. Karena kita sudah jauh-jauh ke Teluk Penyu, kita sekalian ingin jalan-jalan melihat bagaimana sih keadaan Lapas Nusakambangan itu? Parjalan menggunakan kapal sangatlah was was karena angin saat itu sangat kencang dan ombaknya lumayan cukup tinggi dari biasanya. Apalagi bar baca berita banyak terjadi laka air dimana-mana. Di perjalanan hanya bisa berdoa terus dan selalu menggunakan pelampung agar safety.

Kesan pertama saat diperjalanan menuju lapas nusakambangan adalah takjubnya Kapal-kapal besar yang tengah bersandar di perairan antara Pulau Nusakambangan dan Pulau Jawa.  Rata-rata disini kapal pengangkut batu bara. Kemudian banyak warga yang sedang memancing di sekitar pulau dan dermaga dengan kapal nelayan. Padahal ada salah satu tempat bertuliskan DLARANG MEMANCING DI SINI  tetapi tidak dihiraukan tetap aja warga memancing di situ. Dan yang terakhir adalah yang paling miris, kapal kita sesekali macet karena baling-balingnya tersendat sampah plastik yang sangat-sangat banyak dan mengkhawatirkan :(

Perjalanan dari dermaga pertamina ke Lapas membutuhkan waktu kira-kira 15 menit dengan menikmati lebatnya hutan Pulau Nusakambangan, besarnya kapal-kapal pengangkut batu bara, melihat bentuk batu bara dari jarak dekat dan menikmati ganasnya ombak saat kapal melaju. Wuss wuss wusss auto basah semua hahahah Sesampai di Lapas, kita tidak medarat hanya melihat dari kapal dengan melaju pelan. Kesan pertama melihat lapas adalah sangat sederhana sekali. Banguan tua di pinggir pantai yang lumayan sepi dengan image horor di dalamnya.

Kapal pengangkut batu bara

Lapas Nusakambangan
Sensasi kapal nelayan
Setelah mutar-mutar dan puas menikmati suasana perairan Nusakambangan, kita lanjut menuju Pantai Karang Bolong yang berada di ujung timur pulau nusakambangan. Perjalan ditempuh lumayan cukup lama memakan waktu hampir 20 menit dengan menikmati sensasi ombak laut yang cukup tinggi. Sampai ponakanku bertanya kok gak nyampe-nyampe sih yah? hahahah sabar yah :D Awalnya aku takut tetapi karena banyak temen kita enjoy saja teriak-teriak kalau kapal nembus ombak sensasinya ngeri-ngeri nagih gimana gitu hehehehe berasa arung jeram banget lah :D

Setelah menempuh perjalanan cukup lama, kita sampailah ke Pantai Pasir Putih yang merupakan tempat berlabuhnya kapal. Dari sini kita disambut penjual-penjual dan jalanan setapak menuju Pantai Karang Bolong dan Beteng Belanda. Perjalanan menuju pantai Karang Bolong di tempuh kira-kira 500 meter dengan jalan setapak. Saat berjalan kita akan disambut hutan belantara dengan bunyi-bunyian kera dan burung liar. Kalau jalan sendiri berasa gimana gitu dah banyak mata melihat heheh. Perjalanan dimulai dengan mendaki lalu menurun jadi kita serasa melewati bukit kecil gitu untuk menuju pantai karang bolong.

Ditengah perjalanan kita disambut pintu masuk Benteng Belanda yang merupakan peninggalan Belanda. Dari benteng ini kita masuk dan bisa langsung menuju Pantai Karang Bolong. Tetapi kalau gak juga bisa melewati jalan setapak sampingnya menuju pantai. Saran aja sih kalau mau masuk benteng ini mending pas rame - rame atau kalau sendiri minta ditemenin pemandu karena di sini sudah ada pemandu yang jaga kok. Benteng Belanda ini sudah sangat menghawatirkan karena disekitar benteng sudah dirambati tanaman rambat. Lalu ada salah satu bangunan yang sudah miring. Bentuk benteng Belanda ini seperti benteng pendem. Bangunan tinggi ada di bawah cekungan dan masuk ke dalam yang akan tembus di pinggir pantai.

Saat masuk di benteng Belanda, kita dibimbing oleh pemandu. Ada ruangan-ruangan yang digunakan untuk rapat, tahanan, ruang penyiksaan. Benar-benar sangat mengerikan. Ditambah lagi bau lembab dan gelap menambah merinding. Aku gak tahan berlama - lama di sana. Akhirnya kita langsung menuju pantai karang bolong. Waktu ke sini pantainya sedang porak poranda karena habis diterjang badai yang sedang tinggi di pesisir selatan jawa. Kita hanya duduk sebentar dan berfoto-foto dan akhirnya disuruh balik karena sudah jam 3 sore. Setelah mampir sebentar akhirnya kita jalan pulang melewati jalan setapak dan naik kapal lagi menuju masjid dermaga pertamina. Menurutku biaya Rp50.000,00 per orang lumayan sangat murah karena perjalanan naik kapal yang lumayan jauh dan sudah include bolak balik juga.

Pantai Karang Bolong
Benteng Edelwise

Pantai pasir putih
Pantai Karang Pandan yang sedang porak poranda
Setelah sampai di masjid, kita sholat ashar lalu dilanjutkan perjalanan lagi menuju Benteng Pendem yang berada di sebelah utara masjid. Karena sudah sore kira - kira jam 4 an, dan yang lain sudah lelah dan lapar. Yang masuk menuju Benteng Pendem hanya beberapa orang saja, yang lainnya sibuk mencari makan. Tiket masuk benteng pendem Rp 5.000,00 per orang. Karena sudah sore pengunjung sangat sepi sekali. Saat masuk kita disambut danau kecil seperti sungai, lalu bangunan-bangunan benteng yang berfungsi sebagai pelindung tempat martil-martil dan juga  ruangan kecil - kecil sebagai penjara dan gudang. Dan yang sangat menarik banyak kijang berkeliaran bebas di sini loh :D

Benteng pendem merupakan benteng bekas markas tentara Belanda dan di bangun pada tahun 1961.
Kenapa disebut benteng pendem? Karena dulu benteng ini sempat tertutup pasir .pesisir pantai dan akhirnya digali lagi oleh pemerintah dan sampai sekarang menjadi tempat wisata. Dalam benteng ini terdapat ruang tahanan, ruang rapat, gudang sejata dan makanan, dan benteng pengintai. Di sini terdapat ruangan yang palig menarik menurutku. Kalau masuk harus sama pemandu yah karena horor banget. Ada satu ruangan yang isinya air laut guys! Terus ruangan lainya katanya ruang penyiksaan. Jadi mitosnya dulu kalau buang mayat langsung dibuang lewat ruangan ini sehingga mayatnya langsung menuju laut. Dulu juga ada kasus sepasang lawan jenis indehoy di sini pas ditemuin mereka sudah ngambang menjadi mayat tanpa busana di ruangan ini. Kalau kalian masuk siap-siap pakai sandal dan masker loh guys karena bauya ya allah anyir banget terus lantainya becek air laut. Kalau tidak ada pemandunya ruangan ini di gembok guys gak boleh dimasuki. Kemaren pas masuk bawa pemandu biayanya Rp 10.000,00 per orang mahal banget :(
Danau
Ruang Tahanan Benteng Pendem

Ruang Pengintai

Gudang
Setelah puas menyusuri benteng pendem, kita lanjut makan sore dulu sebelum melanjutkan perjalanan pulang. Dari Benteng pendem kita berangkat pulang jam 5 sore dan samai rumah jam 10 malam.

Lokasi peta :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar