Jumat, 31 Maret 2017

Treking Menyusuri Keindahan Pantai Banyutibo dan Bukit Pengilon dari Pantai Siung Gunung Kidul

Bukit Pengilon
Setelah bulan lalu kita gagal ke Pantai Siung karena hujan, akhirnya kita memiliki waktu lagi untuk pergi ke pantai siung. Pantai siung berada di daerah Tepus, Gunung Kidul bagian timur. Perjalanan dari Kota Jogja membutuhkan waktu hampir 2 jam lebih karena medan jalan naik turun dan juga jauh dari kota. Pantai siung berada di ujung timur pantai Indrayanti dan satu wilayah dengan pantai Nglambor dan Pantai Jogan.


Pantai siung ini menawarkan keindahan alam yang sangat berbeda dari pantai-pantai gunung kidul lainnya. Pantai siung diapit dua bukit batu yang memiliki spesifikai yang berbeda. Batu yang berada di ujung barat pantai siung merupakan bebatuan karang hasil pengangkatan dari bawah laut. Sedangkan tebing yang berada di ujung timur merupakan bebatuan vulkanik gunung api purba bawah laut yang juga mengalami pengangkaktan. Jadi bila kalian berjalan ke pantai ini akan melihat dua bentuk bebatuan yang berbeda. Bebatuan vulkanik yang berwarna hitam kecoklatan dan bebatuan karang yang berwana coklat keputihan. Di bagian wilayah bebatuan vulkanik ini masyarakat menyebutnya sebagai Gunung Api Purba Batur yang luas wilayahnya sampai ke Pantai Wdi Ombo.

Hari kamis aku ambil cuti kerjaan karena partnerku libur juga. Kita berangkat dari kos ku jam 5.00 pagi. Kita berangkat menuju jalan wonosri ke arah kota wonosari sampai bertemu perempatan semanu. Setelah sampai di perempatan semanu (tempat aku pernah jatuh saat pulang dari Pacitan pernah aku tulis di Backpacker ke Pacitan Part III), kita ambil kanan ke selatan menuju pantai Wedi Ombo. Lurus ikuti jalan utama sampai bertemu dua kuburan berjejeran lurus sedikit ada perempatan ambil kanan ke arah pantai. Lurus ikuti jalan utama sampai di pertigaan jalan lintas selatan ambil kanan lurus kira-kira 3 km an ada plang ke arah pantai siung ambil kiri dan sampailah di TPR Pantai Siung.
Rute Menuju Pantai Siung

Retribusi pantai siung per orang Rp 5.000,00. Sekali masuk retribusi ini, kita dapat memasuki tiga pantai sekaligus yaitu, pantai siung, pantai nglambor, dan pantai jogan. Karena tujuan utama kita treking ke bukit pengilon dan air terjun banyu nibo, maka kita ke pantai siung. Jam 7.00 kita sampai di Pantai Siung. Karena lapar kita sarapan pagi dulu dengan nasi uduk yang tadi kita beli di daerah bunderan wonosari dengan harga Rp 6.000,00 sudah dengan lauk telor. Selesai makan kita bingung mau parkir motor di mana, karena jam 7 pagi belum ada parkiran yang buka. Jadi kita nitip motor di warung sekitar pantai. Setelah nitip motor dan selesai sarapan, jam 08.30, kita lanjut treking ke arah bukit ujung timur pantai siung menuju bukit pengilon.
Kita treking menuju bukit sunset Siung dulu di ujung timur
Bukit Sunset Pantai Siung

Bebatuan Vulkanik Pantai Siung
Saat memasuki bukit Sunset Pantai Siung kita dikenakan retribusi Rp 2.000,00 per orang. Setelah masuk dan nanjak, kita foto-foto dulu sebelum lanjut naik ke arah bukit pengilon. Kita menikmati dulu pantai siung dari atas bukit. Di sini, kita bisa menikmati luasnya pantai siung yang diapit dua tebing batu karang dan batu vulkanik. Kita juga bisa melihat laut lepas yang sangat luas dengan bebatuan karang yang berada di tengah laut dengan buih putih ombak. Sungguh nikmat lukisan-Mu Tuhan. Setelah menikmati keindahan pantai siung, kita lanjut treking ke arah pantai banyu nibo.

Kita menanjak perbukitan pantai siung sampai bertemu dengan perkebunan warga. Sudah banyak arah petunjuk menuju bukit pengilon jadi kalian tidak usah khawatir. Perjalanan kira-kira memakan waktu 20 menit dengan jarak tempuh kira-kira 2 km. Jalan yang kita lewati masih berupa jalan setapak dengan jalanan menaiki bukit dan menuruni bukit. Saat menaiki bukit siung harus hati-hati karena jalan setapaknya berbatasan langsung dengan jurang laut dan hanya di sekat dengan bambu. Yang pasti sebelum nanjak siapkan air minum dan makanan untuk bekal perjalanan. Jangan memakai sepatu treplek yah nanti jebol. Pakai spatu kets biar aman.

Saat kita melewati jalan setapak ini, kita hanya bertemu beberapa petani yang mencari rumput untuk ternaknya. Perjalanan sangat-sangat menguras tenaga jadi disiapkan betul bekal air minum yang banyak. Karena aku gak pernah olah raga, yah begini dah  berat banget rasanya jalan kaki. Hal yang paling tidak menyenangkan adalah saat kita berjalan menyusuri perkebunan warga, banyak sampah plastik makanan yang dibuang sembarangan di lahan perkebunan warga. Yang pastinya sampah itu dari para wisatawan yang berkunjung ke bukit pengilon. Harusnya kita sebagai pecinta alam harus senantiasa menjaga keindahan alam jangan malah merusak dan membuah sampah sembarangan. Padahal wilayah ini begitu sangat asri dan merupakan habitat berbagai macam burung.

Setelah menaiki bukit dan menuruni bukit, akhirnya kita sampai di Pos Pantai Banyu Nibo. Di pos ini, kita akan dikenakan retribusi Rp 2.000,00 per orang. Retribusi ini, digunakan untuk memperbaiki jalanan menuju banyunibo. Karena kita masih pagi, jadi belum ada yang jaga pos, jadi kita masuk free guys hehhe. Setelah melewati pos retribusi, kita berjalan menuruni bukit dengan jalan setapak kecil yang diapit bebatuan. Jadi kudu extra hati-hati saat musim hujan yah guys karena pasti licin. Setelah turunan kita akan bertemu dengan rumah peduduk yang berada di pinggir sungai yang mengalir ke air terjun banyunibo. Kita disambut dengan gubuk-gubuk warga yang menjual makanan dan air minu. Setelah itu kita melewati jalanan setapak di bibir  jurang pantai banyu nibo. Jalan setapak ini membentuk pola U jadi mirip seperti lembah yang berbatasan langsung dengan laut dan diapit dua bukit. Jadi perjalanan kita akan disuguhi indahnya air terjun banyu nibo yang langsung mengalir ke laut dan hijaunya rumput yang menghiasi lembah pantai ini. Kita juga bisa menuruni lembah ini menuju pantai banyu nibo jika ingin menyaksikan lebih dekat air terjunnya. Jalan menuju air terjunya sudah ada jadi tidak usah khawatir. Sampai di bawah, kita beristrahat dan berteduh di lembah ini karena hawanya sangat panas.
Jalan setapak menuju Bukit Pengilon

Pantai Banyunibo

Air Terjun Banyunibo
Setelah puas dan sudah tidak capek, kita melanjutkan perjalanan lagi yang kira-kira setengah kilo menuju Bukit Pengilon. Bukit pengilon berada di sebelah timur pantai banyu nibo. Kita akan melewati jalan setapak lagi dan melewati perkebunan warga. Di selang perjalanan kita juga disuguhi bunyian burung-burung liar yang sangat merdu. Benar-benar berasa menikmati suasana alam tanpa bisingnya kota. Setelah kira-kira sepuluh menit perjalanan, kita sampai di pos Bukit Pengilon. Di Pos ini akan dikenakan retribusi lagi sebesar Rp 2.000,00 per orang. Tetapi pada saat kita datang, keadaan sangat sepi sekali. Tidak ada penjaga satupun jadi kita free masuk gak bayar lagi hehhe.

Saat pertama kali kaki ini memijakkan Bukit Pengilon reaksi pertama adalah kagum dengan tempat yang sangat bagus dan belum ter-expose. Bukit Pengilon menyajikan hamparan rumput yang sangat luas dengan teping-tebing bebatuan vulkanik yang menjulang tinggi. Di bagian timur bukit pengilon, kita bisa menikmati hamparan laut dan pantai wedi ombo jadi sangat cocok untuk menikmati sunrise. Biasanya tempat ini digunakan untuk nge-camp bagi para pelancong. Waktu diperjalanan kita juga berpapasan dengan segerombolan anak muda yang baru selesai camping di bukit pengilon.

Kita sampai di bukit pengilon sekitar jam sembilan. Karena panas, kita langsung cari tempat berteduh di bawah pohon cemara. Suasana di tempat ini sangat-sangat sepi. Hanya kita berdua pengunjung tempat ini. Ada gubuk-gubuk warga yang berjualan terlihat kosong. Kita hanya ditemani bapak-bapak yang sedang mencari rumput dan anjing liar yang tidur di bawah gubuk. Disela istrahat, kita dikejutkan dengan monyet-monyet yang sedang berkeliaran di tepi tebing. Ya tuhan,, masih ada monyet berkeliaran di tempat seperti ini. Kagum dan seneng banget karena masih ada tempat yang masih bisa menjadi habitat mereka. Tidak cuma monyet saja, kita juga melihat burung warna-warni yang menurutku itu langka. Burung tersebut sedang bertengger di pepohonan depan kita duduk. Benar-benar tempat yang masih alami. Semoga kedepannya jika tempat ini menjadi destinasi wisata yang bagus tidak akan menganggu habitat hewan liar yang menghuni tempat ini.
Bukit Pengilon Menghadap Wedi Ombo

Bukit Pengilom

Tebing Bukit Pengilon

Tempat Camp Bukit Pengilon

Bebatuan Vulkanik Gunung Api Purba Batur yang Menjulang Tinggi
Setelah istrahat cukup, jam 10.30, kita lanjutkan perjalanan balik ke Pantai Siung. Perjalan pulang ini sangat panas dan cukup menguras tenaga. Parahnya lagi, kita kehabisan air minum. Padahal perjalanan masih naik bukit lagi hiks. Liat tempaat teduh dikit aja kita langsung istrahat hahhaha. Setelah kurang lebih 30 menit (karena banyak istrahat), kita sampai di Pantai Siung. Saat mau menuruni bukit, kita kaget karena air laut sudah pasang sampai bibir pantai menutup semua pasir. Kemudian kita pintar-pintar mencari luang saat ombak menyusut, kita lari melewati pasir biar tidak basah. Saat berjalan di pinggir pantai, aku baru sadar banyak kepiting mati di pasir. Jumlahnya gak tanggung-tanggung hampir ratusan. Duh sedih banget liatnya :(. Entah kenapa kepiting-kepiting ini mati dan kemudian terdampar di pinggir pantai. Apa karena air laut sedang pasang ataukah ada penyebab yang lainnya? Entahlah semoga ini yang terakhir.
Kepiting-Kepiting yang Mati
Pantai Siung

Pantai yang diapit dua bukit dengan bebatuan yang berbedaa
Jam 11.00 kita sampai di Pantai Siung. Kita istrahat dan membili air minum. Saat beristrahat, saya dibuat kagum dengan warga di pesisir pantai Siung. Saat itu para nelayan yang sedang melaut sudah pada pulang. Satu persatu kapal menuju bibir pantai secara bergantian. Warga setempat sudah berbondong-bondong menunggu kedatangan  mereka. Sesampai di bibir pantai, warga kemudian mendekat ke perahu mereka. Warga secara bergotong royong membantu menaikan kapal ke bibir pantai sampai bisa diikatkan dengan pohon. Sungguh luar biasa mereka masih memiliki rasa gotong royong yang tinggi. Gotong royong saat ini sudah semakin jarang ditemui dikehidupan kota. Semua pekerjaan harus ada timbal baliknya berupa uang. Padahal gotong royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia.
Gotong Royong Warga Pantai Siung
Karena perut sudah lapar dan tenaga habis, kita putuskan untuk pulang. Perjalanan kita lanjutkan menuju imogiri.. Kita melewati imogiri karena mau makan Sate Mb Bela lagi heheh. Karena badan capek dan tenaga turun, kita mau makan sate kambing buat mengembalikan tenaga heheh. Perjalanan lumayan lama dan jauh. Kita berangkat jam 11.30 melewati jalur lintas selatan ke timur, samapai di pertigaan Tepus kita ambil kanan lurus sampai bertemu jalan baron ambil kanan lurus sampai di perempatan jalur cinta ambil kiri sampai bunderan wonosari ambil kiri ke arah pasar playen. Sampai di pasar playen ambil kanan lurus dikit kemudian ambil kiri ikuti jalan Playen - Dlingo. Ikuti jalan utama sampailah di Imogiri. Kita sampai di Sate Mb Bella imogiri jam 13.30.

Biaya :

1. Bensin                                                  : Rp 50.000,00

2. Makan nasi uduk                                 : Rp 12.000,00 / 2 orang

3. Minuman                                             : Rp 15.000,00

4. Tiket masuk Pantai Siung                   : Rp 10.000,00 / 2 orang

5. Tiket masuk bukit sunset                    : Rp 4.000,00 / 2 orang

6. Sate mb bella                                      : Rp 40.000,00 / 2 orang

Total                                                       : Rp 131.000,00 / 2 = Rp 65.500,00 per orang

Peta lokasi Bukit Pengilon :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar